Sabtu, 23 Juni 2012

Manusia & Kegelisahan


Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Contoh Kasus

Fobia Gelap Bisa Jadi Penyebab Insomnia

Sebuah studi baru yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies di Boston menunjukkan, bahwa beberapa orang dewasa tidak bisa tidur karena mereka takut gelap.  
Para peneliti dari Toronto tersebut melakukan studi terhadap hampir 100 siswa yang mengalami kesulitan tidur di malam hari. Mereka kemudian memonitor kedutan otot mata responden selama tidur dengan parameter kecil suara dan lampu yang dinyalakan dan dimatikan.    
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa orang yang memiliki masalah tidur lebih mudah terganggu oleh suara-suara dan reaksi yang diperbesar karena suasana yang gelap. Sedangkan orang yang mampu membiasakan diri dengan gangguan tersebut, tidak akan memengaruhi kualitas tidurnya. Berbeda dengan mereka yang menderita insomnia menjadi lebih cemas dan terkejut pada gangguan yang terjadi di malam hari. 
Survei tersebut juga mengungkapkan, bahwa penyebab insomnia tertinggi di Amerika Serikat  berkaitan dengan faktor risiko seperti tingkat stres yang tinggi, bekerja shift malam, atau gangguan mood seperti kecemasan dan depresi.           
Seseorang yang menderita fobia terhadap gelap, tidak akan merasa mengantuk meski lampu kamar yang redup. Hal ini karena penderita merasa suara-suara kecil akan lebih keras ketika suasana lingkungannya gelap.           

Solusi

Saat ini National Institutes of Health merekomendasikan untuk meningkatkan kualitas tidur dengan terapi perilaku untuk pengobatan untuk insomnia. Sebuah rekomendasi umum untuk seseorang yang tidak bisa tidur setelah 20 menit berbaring adalah disarankan melakukan aktivitas lain di luar kamar tidur.     

Penderita insomnia bisa pergi ke ruangan lain yang lebih cerah untuk membaca atau melakukan aktivitas lain sampai Anda merasa mengantuk. Setelah terasa mengantuk, bisa kembali ke kamar tidur dengan kondisi cahaya yang sedikit redup, sehingga yang bersangkutan bisa tidur lebih nyenyak.

Perlu diketahui, insomnia adalah gangguan tidur yang harus segera diatasi, karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sebelumnya, dilaporkan bahwa orang dengan insomnia memiliki risiko terkena hipertensi. Padahal ada banyak cara yang dapat diakukan untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan terapi wicara untuk insomnia.


Manusia & Tanggung Jawab ( Menganalisa Artikel )


Sikap Tanggung Jawab

Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata wayang. Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung memanjakan si anak dengan berbagai fasilitas. Hal tersebut membuat si anak tumbuh menjadi anak yang manja, malas, dan pandai berdalih untuk menghindari segala macam tanggung jawab.       

Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan kamar atau sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu. Kan ada si bibi yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa dibersihkan, toh nanti kotor lagi." Demikian pula jika diminta untuk membantu membersihkan rumah atau tugas lain saat si pembantu pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.        

Ayah dan ibu sangat kecewa dan sedih melihat kelakuan anak tunggal mereka. Walaupun tahu bahwa seringnya memanjakan anaklah yang menjadi penyebab sang anak berbuat demikian. Mereka pun kemudian berpikir keras, bagaimana cara merubah sikap si anak? Mereka pun berniat memberi pelajaran kepada anak tersebut.       

Suatu hari, atas kesepakatan bersama, uang saku yang rutin diterima setiap hari, pagi itu tidak diberikan. Si anak pun segera protes dengan kata-kata kasar, "Mengapa Papa tidak memberiku uang saku? Mau aku mati kelaparan di sekolah ya?". Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk apa uang saku, toh nanti habis lagi?"   

Demikian pula saat sarapan pagi, dia duduk di meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak itu pun kembali berteriak protes, "Ma, lapar nih. Mana makanannya? Aku buru-buru mau ke sekolah.", "Untuk apa makan? Toh nanti lapar lagi?" jawab si ibu tenang.    

Sambil kebingungan, si anak berangkat ke sekolah tanpa bekal uang dan perut kosong. Seharian di sekolah, dia merasa tersiksa, tidak bisa berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia merasa kalau orangtuanya sekarang sudah tidak lagi menyayanginya.     

Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam, sang ibu berkata, "Anakku. Saat akan makan, kita harus menyiapkan makanan di dapur. Setelah itu, ada tanggung jawab untuk membersihkan perlengkapan kotor. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya dan akan terus begitu selama kita harus makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang makan, besok juga makan lagi. Hari ini mandi, nanti kotor, dan harus juga mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung jawab, setiap hari harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau melakukan ini itu karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap kamu mengerti. "Si anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai mengerti. Saya juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."        


Analisa

Dari artikel di atas kita bisa mengambil kesimpulan, dari kecil kita sudah mempunyai tanggung jawab. Maka dari itu para orang tua harus  mendidik dan mengajarkan anak tentang tanggung jawab dari kecil. Jangan terbiasa membuat anak seperti raja, atau suka memanjakannya karena jika dari kecil sudah terbiasa malas-malasan maka besarnya pun tidak akan jauh dari masa kecilnya. Terlebih lagi anak tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab atas apapun. Maka dari itu ajarkanlah kepada anak segala hal yang positif, Karena dengan kebiasaan melakukan kegiatan yang positif dengan kesadaran penuh, dapat membawa diri kepada kehidupan yang lebih bermutu dan baik.